Sabtu, 21 Maret 2015

INDONESIA: CENTRE OF EXCELLENT PENDIDIKAN ISLAM


Oleh: Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA.
(Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI)
Melihat dinamika pendidikan Islam di Indonesia, rasanya Indonesia harus bisa menjadicentre of excellent atau pusat keunggulan pendidikan Islam di dunia. Cita-cita ini sangat beralasan. Pasalnya, Indonesia memiliki lembaga pendidikan Islam dengan jumlah yang sangat banyak, dari tingkat kanak-kanak (Raudlatul Athfal/RA) hingga Perguruan Tinggi.  Selain alasan kuntitas, paling tidak ada beberapa alasan lainnya lagi mengapa Indonesia bisa dan harus menjadi Centre of Excellent Pendidikan Islam.
            Pertama, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Ada 155 negara yang penduduknya minoritas.  Indonesa memiliki penduduk 240 juta. 210 jutanya beragama Islam. Di India, pemeluk agama Islamnya minoritas. Jumlahnya 150 juta namun dijuluki sebagai great minority (minoritas hebat). Sedangkan Islam di China sangat minoritas, hanya ada sekitar 50 juta muslim. Brunai Darussalam memiliki penduduk mayoritas Islam, namun jumlahnya tidak sebanyak Indonesia. Keberlimpahan jumlah penduduk yang beragam Islam merupakan aset tersendiri bagi pengembangan pendidikan Islam ke depan.
Kedua. Karena jumlah penduduknya mayoritas beragama Islam, maka Indonesia juga memiliki lembaga pendidikan Islam terbanyak di dunia. Tidak ada negara yang punya lembaga sebanyak ini. RA kita banyak sekali, begitu juga dengan MTs dan MA. Kita punya banyak PTAIS, ada 660 Perguruan tinggi di Indonesia. Kita punya pesantren 2.7000. kita punya Diniyah Takmiliyah 70.000. Ini alasan kenapa Indonesia harus jadi centre of exellent studi pendidikan Islam di dunia. Kalau kita ke Harvard University atau Boston University, di sana ada  kajian Islam yang bagus meski belum besar. Indonesia harus lebih bagus dari dua universitas tersebut, sebab umat Islam kita mayoritas.
Ketiga, Indonesia negara secara empiris terbukti negara yang bisa menujukkan kompatibilitas antara Islam dan demokrasi. Saya waktu ingin menyelesaikan doktor saya di Jerman. Ada satu tesis yang harus dibuat. Saya harus menulis 50 halaman tesis yang tidak ada hubungannya dengan disertasi. Dan saya memilih tema Islam dan demokrasi. Orang Barat bilang, Islam tidak cocok dengan demokrasi. Saya katakan itu salah.
Keempat, Indonesia adalah negara yang Islamnya moderat.  Dalam memahami al-Qur’an dan hadis serta pengimplementasiannya dalam kehidupan bermasyarakat, Islam Indonesia termasul moderat. Moderasi Islam di Indonesia tentu sangat ada hubungannya dengan pendidkan Islam. Sehingga pendidikan Islam  menjadi modal penting dalam menanamkan demokrasi dan perdamaian di Indonesia.
Kelima, Indonesia memiliki bonus demografi. Kita akan jadi negara kuat pada tahun 2045 dan menjadi salah satu negara yang kuat secara ekonomi, budaya, sosial dan politik. Indonesia akan memiliki penduduk usia produktif 15-45 tahun yang sangat banyak. Sehingga Indoensia bisa menjadi negara dengan ekonomi terkuat di Asia Tenggara.
Keenam Pemerintah Indonesia memiliki perhatian cukup untuk pendidikan Islam, dana APBN sebanyak  45 triliyun untuk pendidikan Islam.[Mujahid/Hmm]
(Disarikan dari Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, pada kegiatan Sosialisasi Program Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Yogyakarta, 20-22 Oktober 2014).
Sumber: http://madrasah.kemenag.go.id/berita/?p=684